Kamis, 10 Mei 2012

Pemrograman Komputer

TUGAS GOOGLE SKETCHUP 8
Latihan Membuat Meja dan Kursi

MEJA ALA RANIA
gambar tampak samping
Dalam Gambar ini menggunakan model Info > Unit >Desimal >Centimeter

Keterangan Gambar Meja :
1.      Menggunakan Circle dengan ukuran diameter 55 cm
2.      Push Circle dengan tinggi 4 cm
3.      Kaki-kai meja dengan panjang 65 cm
4.      Jenis Material dengan wood

KURSI ALA RANIA
gambar tampak  samping

Keterangan Gambar :
1.       Persegi (tempat duduk) berukuran 30 x 35 cm
2.       Pull keatas jam dengan tinggi 4 cm
3.       Sandaran berbentuk silinder dengan tinggi 25 cm dan diameter  1 cm
4.       Kaki-kai kursi dengan panjang 25 cm
5.       Jenis Material dengan wood.

Rabu, 07 Maret 2012

Tugas I


Latihan Soal
Soal :
1. Sebutkan 3 metode pemberian perintah pada AutoCad ?
2. Apakah sebuah lingkaran dapat dibentuk dengan menggunakan perintah arc
3. Apa manfaat perintah trim dan extend ? Apakah langkah-langkahnya ?
4. Apa perbedaan perintah offset dan copy ?
Jawab  :
1. 3 Metode pemberian perintah pada AutoCad :
                        a. Trim
                        b. Extend
                        c. Offset

2. Sebuah lingkaran dapat dibentuk  dengan menggunakan perintah arc dengan mentukan sudut  360 derajat, maka terbentuklah sebuah lingkaran.


3. Manfaat erintah Trim dan Extend :
a. Trim : untuk memotong obyek dengan menggunakan obyek pembatas.
Command : TRIM (enter )
Select Objects :
Klik kanan mouse ( memilih seluruh objek sebagai pemotong)
Select object to trim or shift – select to extend or [Project / edge / Undo] :
Klik / pilih bagian objek yang akan dihilangkan

b. Extend : untuk memperpanjang obyek dengan menggunakanobyek pembatas. Adapun yang dimaksud dengan pembatas tersebut adalahobyek yang memiliki potensi untuk berpotongan dengan obyek yang akandiperpanjang.
Command : EXTEND
Select Objects : Klik objek yang akan dijadikan tujuan extend. Atu klik kanan mouse untuk menjadikan seluruh objek sebagai tujuan extend.
Select Object : Tekan enter

4. Perbedaan perintah offset dan copy
 Copy, menduplikat gambar dengan posisi bebas. Sedangkan Offset, menduplikat gambar tegak lurus dari permukaannya

Minggu, 04 Maret 2012

Shalat Tahajud Ku

Sudah kurang lebih satu tahun aku berpisah dengan kedua orang tua. Orang tuaku berada di Kalimantan Tengah tepatnya di Palangkaraya dan aku sekarang berada di Yogya untuk mengemban amanah Allah dan orang tua untuk menuntut ilmu.

Dalam seminggu biasanya orang tuaku menelpon sebanyak tiga kali. Saat-saat itulah yang paling membahagiakan dalam hari-hari ku. Suatu malam, Ibu menelpon dan menyuruhku untuk melaksankan shalat Tahajud disepertiga malam, karena Ibu bilang banyak sekali manfaat dalam shalat tahajud. Awalnya aku tidak terlalu memikirkan perkataan Ibu.

Pada suatu hari, saat banyak masalah yang datang menghampiri, aku merasa sangat sedih karena biasanya apabila ada masalah Ibu dan Ayah selalu membantuku untuk mengatasinya, tapi sekarng siapa yang bisa membantu ku ?. Teman ?. Tidak selamanya teman bisa membantu kesulitan-kesulitan kita. terutama masalah hati. Kemudian aku ingat pesan Ibu, "Nak, kalo bisa setiap malam itu bangun dan dirikanlah shalat tahajud, karena disitu banyak manfaat dan hikmah yang dapat kita peroleh, disana kita akan mendapat bantuan dari Yang Maha Kuasa". Mengingat perkataan Ibu, hatiku tergerak dan berniat untuk melaksanakan shalat Tahajud untuk mengadu kepada Sang Pencipta.

Aku berniat bangun untuk shalat tahajud pada jam tiga tiga subuh. Ku stel jam alarm di handphoneku. Sekitar jam setengah tiga aku terbangun dari tidur lelapku. Segera aku mengambil air wudhu untuk bersuci, air itu begitu sejuk dan dingin. Setelah berwudhu, aku mengambil mukena hadiah dari Ibu yang berwarna Coklat muda dan sajadah kuning bergambar mesjid yang cantik. Ku niatkan sepenuh hati, setiap bacaaan-bacaan yang kulantunkan kuhahayati dengan sepenuh hati. Dalam sujud terkhir ku aku mengadu kepada Allah, "Yaaa Allah, Rani kangen sama Ibu, Bapak, Rissa, dan Bimo berikanlah umur yang panjang untuk bertemu mereka, Yaa Allah hamba mohon ampunilah dosa-dosa hamba, dosa orangtua dan adik-adik hamba, Yaa Allah permudahlah kuliah hamba dan berikanlah ilmu yang bermanfaat kepada kami, Yaa Allah jauhkalah kami dari sifat munafik, sifat-sifat yang kau laknat, Yaa Allah tetapkanlah keimanan dihati kami, amiin ya rabbal alamin."

Malam itu, aku mencurahkan isi hatiku sebagai hamba, yang aku rasakan sekarang adalah ketengan hati yang hingga sekarang masih kurasakan. Mengapa ??. Karena aku tidak sedang curhat dengan orangtua, sahabat, pacar melainkan aku sedang curhat dengan Pencipta.

Buat teman-teman yang lain, COBAIN DEH SENSAI CURHAT SAMA ALLAH... :)

Air Asam Tambang (AAT)



Pembentukan
Air asam tambang (AAT) atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai “acid mine drainage (AMD)” atau “acid rock drainage (ARD)” terbentuk saat mineral sulphida tertentu yang ada pada batuan terpapar dengan kondisi dimana terdapat air dan oksigen (sebagai faktor utama) yang menyebabkan terjadinya proses oksidasi dan menghasilkan air dengan kondisi asam.

Hasil reaksi kimia ini, beserta air yang sifatnya asam, dapat keluar dari asalnya jika terdapat air penggelontor yang cukup, umumnya air hujan yang pada timbunan batuan dapat mengalami infiltrasi/perkolasi. Air yang keluar dari sumber-nya inilah yang lazimnya disebut dengan istilah AAT tersebut.

AAT adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada air asam yang timbul akibat kegiatan penambangan, untuk membedakan dengan air asam yang timbul oleh kegiatan lain seperti: penggalian untuk pembangunan pondasi bangunan, pembuatan tambak, dan sebagainya.
Pada kegiatan penambangan, beberapa mineral sulphida yang umum ditemukan adalah:
  • FeS2: pyrite
  • Cu2S: chalcocite
  • CuS: cuvellite
  • CuFeS2: chalcopyrite
  • MoS2: molybdenite
  • NiS: millerite
  • PbS: galena
  • ZnS: sphalerite
  • FeAsS: arsenopyrite
Pyrite merupakan mineral sulphida yang umum ditemukan pada kegiatan penambangan, terutama batubara. Reaksi oksidasi pyrite adalah seperti ditunjukkan oleh reaksi kimia berikut, dengan air dan oksigen sebagai faktor penting.
reaksi

Tanda-tanda pembentukan dan pengaruhnya terhadap lingkungan
Terbentuknya AAT ditandai oleh satu atau lebih karakteristik kualitas air sbb.:
  • nilai pH yang rendah (1.5 – 4)
  • konsentrasi logam terlarut yang tinggi, seperti logam besi, aluminium, mangan, cadmium, tembaga, timbal, seng, arsenik dan mercury
  • nilai acidity yang tinggi (50 – 1500 mg/L CaCO3)
  • nilai sulphate yang tinggi (500 – 10.000 mg/L
  • nilai salinitas (1 – 20 mS/cm)
  • konsentrasi oksigen terlarut yang rendah
Berdasarkan hal tersebut diatas, apabila AAT keluar dari tempat terbentuknya dan masuk ke sistem lingkungan umum (diluar tambang), maka beberapa faktor lingkungan dapat terpengaruhi, seperti: kualitas air dan peruntukannya (sebagai bahan baku air minum, sebagai habitat biota air, sebagai sumber air untuk tanaman, dsb); kualitas tanah dan peruntukkanya (sebagai habitat flora dan fauna darat), dsb.

Faktor penting
Faktor penting yang mempengaruhi terbentuknya AAT di suatu tempat adalah:
  • konsentrasi, distribusi, mineralogi dan bentuk fisik dari mineral sulphida
  • keberadaan oksigen, termasuk dalam hal ini adalah asupan dari atmosfir melalui mekanisme adveksi dan difusi
  • jumlah dan komposisi kimia air yang ada
  • temperatur
  • mikrobiologi
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pembentukan AAT sangat tergantung pada kondisi tempat pembentukannya. Perbedaan salah satu faktor tersebut diatas menyebabkan proses pembentukan dan hasil yang berbeda.
Terkait dengan faktor iklim di Indonesia, dengan temperatur dan curah hujan yang tinggi di beberapa lokasi dimana terdapat kegiatan penambangan, proses pembentukan AAT memiliki karakteristik yang berbeda dengan negara-negara lain, karena memiliki kondisi iklim yang berbeda.

Prediksi dan identifikasi
Prediksi dan identifikasi pembentukan AAT dapat dilakukan melalui penyelidikan karakter geokimia dari batuan. Dikenal ada dua cara untuk hal tersebut, yaitu melalui static test dan kinetic test.
Metode pengujian yang umum untuk static test meliputi: Net Acid Generation (NAG), Acid Neutralizing Capacity (ANC) dan analisa kandungan total sulfur (S) untuk mendapatkan nilai Maximum Potential Acid (MPA). Perlu diketahui bahwa nilai MPA yang dihitung berdasarkan total sulfur ini cenderung lebih besar potensi sebenarnya, karena yang terukur dalam total sulfur tidak hanya sulphide-sulfur, tapi juga organic-sulfur dan sulfate-sulfur. Dari nilai ANC dan MPA, kemudian dapat dihitung nilai Net Acid Production Potential (NAPP), dimana NAPP = MPA – ANC.
Berdasarkan nilai pH dari uji NAG dan nilai NAPP, maka selanjutnya dapat dilakukan pengklasifikasian jenis batuan berdasarkan sifat geokimianya. Sebagai contoh adalah seperti dibawah ini:
NAG pH ≥ 4; NAPP≤0: Non Acid Forming (NAF) dan NAG pH<0; NAPP>0: Potentially Acid Forming (PAF)
Selanjutnya, untuk mengetahui lebih detail kemungkinan pembentukan AAT, dilakukan kinetic test yang umum dilakukan dengan menggunakan kolom. Kondisi basah dan kering diterapkan terhadap batuan pada kolom, dan perubahan nilai parameter kualitas air yang keluar dari kolom tersebut dianalisa untuk mengetahui perilaku atau trend pembentukan AAT-nya.
Design kolom dan ukuran batuan dalam pengujian ini sangat penting untuk diperhatikan.
Pada umumnya, static test dilakukan untuk mengetahui secara cepat potensi pembentukan AAT dari sejumlah batuan, sedangkan kinetic test, dikarenakan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil yang mewakili, dilakukan untuk mengetahui karakter batuan yang dominan di sebuah lokasi tertentu, atau untuk mempertajam hasil analisa dari static test. Pengujian kolom juga dapat dilakukan untuk tujuan-tujuan tertentu yang lain seperti untuk mengetahui pengaruh faktor lain (curah hujan, pencampuran dengan material lain, perubahan faktor fisik, dsb) terhadap pembentukan AAT.

Penanganan
Secara umum, penanganan masalah AAT dibagi dua, yaitu: pencegahan pembentukan AAT dan penanganan AAT yang telah terbentuk, khususnya yang akan keluar dari lokasi kegiatan penambangan.
1. Pencegahan pembentukan AAT
Pencegahan pembentukan AAT, seperti dijelaskan pada reaksi kimia diatas, dilakukan dengan mengurangi kontak antara mineral sulphida (dalam reaksi tersebut sebagai pyrite) dengan air dan oksigen diudara. Secara teknis, hal ini dilakukan dengan menempatkan batuan PAF pada kondisi dimana salah satu faktor tersebut relatif kecil jumlahnya. Secara umum, dikenal 2 cara untuk melakukan hal tersebut, yaitu dengan menempatkan batuan PAF dibawah permukaan air (dimana penetrasi oksigen terhadap lapisan air sangat rendah) atau dikenal dengan istilah wet cover systems, atau dibawah lapisan batuan/material tertentu dengan tingkat infiltrasi air dan difusi/adveksi oksigen yang rendah, umumnya disebut sebagai dry cover system. Dengan menerapkan metode ini, diharapkan pembentukan AAT dapat dihindari.
2. Penanganan AAT yang telah terbentuk
Penanganan AAT yang telah terbentuk, yang berpotensi keluar dari lokasi penambangan, dilakukan untuk mencapai kondisi kualitas air seperti yang disyaratkan dalam peraturan pemerintah tentang kualitas air. Secara umum terdapat dua cara pengolahan air, yaitu secara aktif dan pasif.
Sebagai contoh, seperti disebutkan diatas, salah satu parameter penting yaitu pH. Untuk menaikkan nilai pH ke kondisi normal, maka dilakukan beberapa upaya diantaranya adalah dengan penambahan bahan kimia seperti kapur (lime). Secara aktif, kapur (berbentuk serbuk/tepung) dicampurkan secara langsung dengan air asam di saluran air atau wadah khusus, atau di kolam penampungan air. Sedangkan secara pasif, air asam dialirkan melalui saluran-saluran dimana terdapat kapur (dalam bentuk batuan) sebagai “media penetral” air asam yang melaluinya.